Segala puji hanya milik Allah, shalawat dan salam atas Rasulullah saw beserta keluarga dan para sahabat serta orang-orang yang mendukungnya, selanjutnya…
Bahwa cinta kepada kampung halaman adalah naluri dan fitrah yang dianugerahkan
kepada Manusia, bahkan dianugerahkan kepada seluruh makhluk.. Tidakkah Anda
melihat burung-burung bermigrasi melakukan perjalanan ribuan mil, dan
kemudian kembali ke habitat aslinya setelah melewati suasana yang keras berupa
cuaca yang keras atau iklim yang parah? ..
Begitu pula manusia yang dilahirkan di suatu tempat lain dan memiliki
kerinduan pada negeri induknya, meskipun jaraknya jauh atau berat, namun karena kerinduan kepada negeri yang memotivasi seseorang untuk kembali, meskipun berada di akhir hidupnya dan akhir umurnya ..
Inilah fitrah manusia tidak bisa dipungkiri Islam, bahkan senantiasa
dipelihara dan dimotivasi, kecuali jika bertentangan dengan tugas jihad
dalam membela kebenaran dan upaya untuk mereformasi negeri serta melakukan
perlawanan terhadap ketidakadilan dan membela yang tertindas .. Pada kondisi
seperti itu, Mengatasi kerinduan yang fitri merupakan bagian dari jihad dan
tadhiyah (pengorbanan) yang akan diberikan penghargaan (pahala) seuai dengan
kesulitan yang dihadapi…
Nabi saw memberikan contoh yang menakjubkan terkait cinta dengan negeri
sendiri, loyal kepadanya dan rindu terhadapnya, pada saat hijrah dari Mekkah
setelah terasa sempit jalan-jalan dakwah,kemudian beliau bersabda:
والله إنك
لأحبّ أرض الله إلى الله وأحب أرض الله إليَّ، ولولا أن أهلك أخرجوني منك ما خرجت
“Demi Allah, Engkau adalah tempat
(bumi) yang paling aku cintai sekiranya pendudukmu tidak mengusirku, maka
aku tidak akan keluar darimu “..
Allah berfirman:
إِنَّ الَّذِي فَرَضَ عَلَيْكَ الْقُرْآنَ لَرَادُّكَ
إِلَى مَعَادٍ
“Sesungguhnya yang mewajibkan
atasmu (melaksanakan hukum-hukum) Al Quran, benar-benar akan mengembalikan kamu
ke tempat kembali”. (Al-Qashash:85)
Untuk meringankan beban dan mengobati perasaan rindu yang tinggi kepada kota
Mekkah.Begitupula sahabat Rasulullah saw “Bilal” yang senantiasa mendapatkan siksaan di kota Mekkah tidak seperti yang lainnya.. mensenandungkan puisi karena kerinduannya kepada kota Mekkah
Dan ketika Rasulullah SAW mendengar gambaran dan kondisi kota Mekkah dari salah seorang sahabat Ashil, meneteslah air mata yang mulia lalu bersabda: “wahai Ashil, biarkanlah hati-hati ini merindukannya”
Begitulah kecintaan Rasulullah saw yang mulia dan kecintaan para sahabat yang suci terhadap negerinya yang pertama (Mekkah), meskipun apa yang mereka temui berupa kehangatan dan sambutan yang baik di tempat hijrah mereka yang baru di Madinah Al-Munawarah..
Tidaklah seorang manusia dianggap sempurna kecuali memiliki rasa cinta terhadap negerinya, rindu kepadanya, berambisi atasnya dan berjuang dengan jiwa dan hartanya untuk membelanya, bahkan berusaha mengerahkan seluruh potensi untuk menjaga kemuliaannya, kekuatannya, kemenangannya dan kekayaannya.
Dan ketika kecintaan kepada negeri dilandasi dengan ikatan iman .. akan membuat perasaan menjadi mulia, dan ketika memahami (warga negara) bahwa membela tanah air adalah bagian dari mendekatkan diri kepada Allah, maka hal tersebut tidak akan sia-sia dan tidak akan melemahkan perlawanan terhadap musuh-musuh tanah air; karena ia faham bahwa
مَنْ مَاتَ دُوْنَ مَالِهِ فَهُوَ شَهِيْدٌ، وَمَنْ مَاتَ
دُوْنَ عِرْضِهِ فَهُوَ شَهِيْدٌ
“Barangsiapa mati dalam rangka
mempertahankan hartanya adalah syahid, dan barangsiapa yang mati dalam rangka
mempertahankan jiwanya adalah syahid”
dan
مَنْ قَاتَلَ لِتَكُوْنَ كَلِمَةَ اللِه
هِيَ الْعُلْيَا فَهُوَ فِي سَبِيْلِ اللِه
”Baransiapa yang berperang
untuk menjadikan kalimat Allah yang tertinggi maka ia di jalan Allah. “
Dan ketika nasionalisme
dilandasi karena Allah .. Lingkupnya akan menjadi lebih luas mencakup semua
tanah kaum muslimin, sehingga membela mereka menjadi kewajiban dan menolong
mereka adalah keharusan.
فَحَيْثُمَا ذُكِرَ اسْمُ اللِه فِي بَلَدٍ
*** عدَدَتْ أَرْضَهُ مِنْ لبِّ أَوْطَانِي
Dimanapun nama Allah disebut dalam satu negeri *** maka negeri tersebut
bagian dari tanah airkuBahkan, cinta kepada negeri lebih luas dan lebih luas sehingga meliputi seluruh umat manusia. Allah SWT berfirman:
وَمَا لَكُمْ لا تُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ
وَالْمُسْتَضْعَفِينَ مِنَ الرِّجَالِ وَالنِّسَاءِ وَالْوِلْدَانِ الَّذِينَ
يَقُولُونَ رَبَّنَا أَخْرِجْنَا مِنْ هَذِهِ الْقَرْيَةِ الظَّالِمِ أَهْلُهَا
وَاجْعَل لَنَا مِنْ لَدُنْكَ وَلِيًّا وَاجْعَل لَنَا مِنْ لَدُنْكَ نَصِيرًا
“Mengapa kamu tidak mau berperang
di jalan Allah dan (membela) orang-orang yang lemah baik laki-laki,
wanita-wanita maupun anak-anak yang semuanya berdoa: “Ya Tuhan Kami,
keluarkanlah Kami dari negeri ini (Mekah) yang zalim penduduknya dan berilah
Kami pelindung dari sisi Engkau, dan berilah Kami penolong dari sisi Engkau!”.
(An-Nisa:75)
Katika nasionalisme diiringi dengan akidah maka akan menghasilkan
keteladanan dalam berkorban dan keberanian tidak takut terhadap berbagai tipu
daya musuh, kebencian orang-orang yang membenci, para penghambat dan hina,
sungguh telah banyak terjadi gerakan pembebasan dari penjajahan di negara kita
yang didasari iman yang murni .. Bahkan jika pembebasan telah sempurna melalui
keberanian para Mujahidin dan darah para syuhada, kita melihat di beberapa
negara buah dari jihad dicuri oleh pencoleng yang tidak beriman pada hari hisab
(perhitungan) dan yang tumbuh di atas hidangan materialisme dan atheisme; untuk
menjadi alternatif yang menjamin kelanjutan dari pengaruh asing setelah
runtuhnya penjajahan militer, dan inilah rencana penjajahan di sebagian besar
negara setelah terusirnya penjajahan militer dengan penjajahan lain sehingga
dapat mencapai satu tujuan.Ikhwanul Muslimin berhasil memerangi orang-orang Yahudi di Palestina, dan berjuang memerangi pasukan Inggris di tepi kanal suez, (Omar Mukhtar) berjuang melawan penjajahan Italia di Libya, Ibnu Badis berjuang melawan penjajahan Perancis Aljazair, Al-Mahdi melawan penjajahan Inggris di Sudan .. Semua gerakan pembebasan tanah air titik tolaknya adalah iman yang murni, para Mujahidin sangat mengidamkan jihad dan syahadah di jalan Allah mengangkat tanah air dan membebaskan negerinya.
Dan tidak pernah para mujahidin memerangi saudaranya setanah air… Bahkan terhadap penguasa yang zhalim sekalipun, mereka seantiasa meluruskannya dengan kata-kata yang hak meski mereka menanggungnya dengan banyak pengorbanan; jiwa, harta dan kebebasan, sama sekali tidak mendorongnya untuk balas dendam karena mengikuti contoh dari Rasulullah saw yang senantiasa dari umatnya berbagai macam siksa dan penderitaan, namun beliau selalu berdoa:
اللهمَّ اهْدِ قومي فإنهم لا يعلمون
“Ya Allah, berilah hidayah kepada
kaumku, karena mereka tidak mengerti”
Bahkan ketika datang malaikat gunungnya sekembalinya dari Thaif dalam
kondisi terusir dan terluka, meminta izin kepada Nabi untuk menghancurkan warga
Mekah yang keji. Beliau bersabda:
لا.. عسى الله أن يخرج من أصلابهم من يشهد أن لا إله إلا
الله”، وقد استجاب الله تعالى دعاء نبيه صلى الله عليه وسلم
”Jangan.. karena aku
berharap, Allah mengeluarkan dair keturunan mereka yang bersaksi bahwa tidak
ada Tuhan selain Allah”, Maka Allahpun mengabulkan doa Nabi saw tersebut”.
Maka Allah memberikan hidayah setelah itu, Makkahpun ditaklukkan dengan
penuh kecintaan, maaf dan marhamah, dan Allah mengeluarkan Ikrimah dari tulang
sulbi Abu Jahal, dan Khalid dari tulang sulbi Al-Walid bin Al-Mughirah, dan
kota Mekkah kembali naungan tauhid untuk menjadi kiblat semesta alam, tempat
kerinduan umat Islam hingga hari pembalasan.Siapa saja yang mencintai tanah airnya tidak akan membakar, membunuh atau merusak, namun akan senantiasa mempertahankan tanah air dengan segala kekuatannya yang dimilikinya, dan tidak akan membuka tangannya berlumuran darah meski terhadap para pelanggar dalam bereksperi atau berlebih-lebihan dalam memusuhi
لَئِنْ بَسَطْتَ إِلَيَّ يَدَكَ لِتَقْتُلَنِي مَا أَنَا
بِبَاسِطٍ يَدِيَ إِلَيْكَ لأقْتُلَكَ إِنِّي أَخَافُ اللَّهَ رَبَّ الْعَالَمِينَ
“Sungguh kalau kamu menggerakkan
tanganmu kepadaku untuk membunuhku, aku sekali-kali tidak akan menggerakkan
tanganku kepadamu untuk membunuhmu. Sesungguhnya aku takut kepada Allah, Tuhan
seru sekalian alam.” (Al-Maidah:28)
Alhamdulillah, kami diberikan anugerah untuk senantiasa bersabar atas segala
sesuatu yang menimpa kami; kezhaliman, penjara, siksaan dan pembunuhan, dan
telah banyak dari kami yang menjadi syuhada menghadap Tuhan mereka di masa
lalu, bahkan sampai sekarangpun tidak dapat kami berikan hak-hak mereka dari
orang-orang yang membunuh mereka, namun semua kami serahkan kepada Allah,
karena disisi-Nya lah semua akan diperhitungkan dihadapan mahkamah ilahiyah
yang Maha Adil, Allah akan putuskan semua urusan kita dengan hukum-Nya yang
Maha Adil.Rasa takut kami kepada Allah telah mendorong kami untuk tidak membalas permusuhan dengan permusuhan lainnya, namun senantiasa bersabar dan menyerahkan seluruhnya keapda Allah.. kami berseru seperti yang dimohonkan Nabi saw:
اللهمَّ اهْدِ قومي فإنهم لا يعلمون
“Ya Allah berilah petunjuk kepada
kaumku karena mereka tidak mengetahui”.
Karena banyak sekali dari para pembangkang disesatkan oleh media yang keji,
atau menjual sebagian mereka dan menguasai kebutuhan mereka para pemilik
kepentingan dari antek-antek rezim masa lalu yang zhalim, bahkan ada sedikit
dari mereka yang menjual perasaan mereka, mengkhianati tanah air mereka,
mencari kekuatan dari musuh-musuh eksternal diatas kepentingan umat, merekalah
yang akhirnya dapat kami singkap jati diri mereka dan kami kalahkan tipu daya
dan permainan mreka, meskipun demikian, terhadap mereka kita diperintah oleh
Allah untuk tidak berbuat buruk kepada mereka, namun tetap meresmpin perintah
Allah
أُولَئِكَ الَّذِينَ يَعْلَمُ اللَّهُ مَا فِي
قُلُوبِهِمْ فَأَعْرِضْ عَنْهُمْ وَعِظْهُمْ وَقُلْ لَهُمْ فِي أَنْفُسِهِمْ
قَوْلا بَلِيغًا
“Mereka itu adalah orang-orang
yang Allah mengetahui apa yang di dalam hati mereka. karena itu berpalinglah
kamu dari mereka, dan berilah mereka pelajaran, dan Katakanlah kepada mereka
Perkataan yang berbekas pada jiwa mereka”. (An-Nisa:63)..
Dan memohon petunjuk (hidayah) melalui ucapan para ulama yang tsiqah
جهاد الكفار
بالسيف والسنان، وجهاد المنافقين بالحُجَّة والبَيان
“JIhad melawan orang kafir dengan
pedang dan senjata, dan jihad melawan orang munafik dengan hujjah (bantahan)
dan penjelasan.
Kita tidak akan kehilangan harapan dan tidak akan menyerah atau putus asa
dari Rahmat Allah SWT, dan kami akan terus bekerja siang dan malam, berkorban
dengan ruh, waktu, berbagai kondisi kami karena kecintaan kami kepada tanah air
dan sayang rakyat kami, meninggikan syiar-syiar (damai .. damai ..
damai), melantunkan ayat Al-Qur’an
إِنْ أُرِيدُ إِلا الإصْلاحَ مَا اسْتَطَعْتُ وَمَا
تَوْفِيقِي إِلا بِاللَّهِ عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَإِلَيْهِ أُنِيبُ
“Aku tidak bermaksud kecuali
(mendatangkan) perbaikan selama aku masih berkesanggupan. dan tidak ada taufik
bagiku melainkan dengan (pertolongan) Allah. hanya kepada Allah aku bertawakkal
dan hanya kepada-Nya-lah aku kembali”. (Huud:88)
Imam Syahid Hasan Al-Banna juga telah mengajarkan kita untuk berkata dalam
berbagai kondisi seperti:
ونُحبُّ أن
يعلمَ قومنا أنهم أحبُّ إلينا من أنفسنا، وأنه حبيبٌ إلى هذه النفوس أن تذهب فداءً
لعزتهم إن كان فيها الفداء، وأن تزهق ثمنًا لمجدهم وكرامتهم ودينهم وآمالهم إن كان
فيها الغناء.. وما أوقفنا هذا الموقف منهم إلا هذه العاطفة التي استبدت بقلوبنا، وملكت
مشاعرنا، فأقَضَّتْ مضاجعنا وأسالت مدامعنا.. وإنه لعزيزٌ علينا جدُّ عزيز أن نرى
ما يحيط بقومنا، ثم نستسلم للذلِّ أونرضى بالهوان أو نستكين لليأس، فنحن نعمل
للناس في سبيل الله أكثر مما نعمل لأنفسنا، فنحن لكم لا لغيركم أيها الأحباب، ولن
نكون عليكم يومًا من الأيام
“Kami ingin agar umat mengtahui
bahwa mereka lebih kami cintai daripada diri kami sendiri, sungguh, jiwa-jiwa
kami ini senang gugur sebagai penebus bagi kehormatan mereka, jika memang
tebusan itu yang diperlukan. Atau melayang untuk membayar kejayaan, kemuliaan,
agama, dan cita-cita mereka, jika memang mencukupi.. Tiada yang membawa kami
pada sikap seperi ini kepada mereka, kecuali karena rasa kasih sayang yang
telah mencengkram hari kami, menguasai perasaan kami, menghilangkan kantuk
kami, dan mengalir air mata kami. SUngguh, kami benar-benar sedih melihat apa
yang menimpa umat ini, sementara kita hanya sanggup menyerah pada kehinaan,
ridha pada kerendahan dan pasrah pada keputusasaan.. Sungguh, kami berbuat di
jalan Allah untuk kemaslahatan seluruh manusia, lebih banyak dari apa yang kami
lakukan untuk kepentingan diri kami. Kami adalah milik wahai saudara-saudara
tercinta, bukan untuk orang lain. sesaat pun kami tak akan pernah menjadi musuh
kalian”.
Semoga Allah melindungi negeri kita, tanah air kita dan bangsa kita..Semoga Allah memberikan rahmat kepada para syuhada kami dan mengobati orang-orang yang menjadi korban…
Memberikan kepada kita rasa aman.. Amin ya Rabbal alamin..
فَسَتَذْكُرُونَ مَا أَقُولُ لَكُمْ وَأُفَوِّضُ أَمْرِي
إِلَى اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ بَصِيرٌ بِالْعِبَادِ . فَوَقَاهُ اللَّهُ
سَيِّئَاتِ مَا مَكَرُوا وَحَاقَ بِآلِ فِرْعَوْنَ سُوءُ الْعَذَابِ
“Kelak kamu akan ingat kepada apa
yang kukatakan kepada kamu. dan aku menyerahkan urusanku kepada Allah.
Sesungguhnya Allah Maha melihat akan hamba-hamba-Nya”. Maka Allah memeliharanya
dari kejahatan tipu daya mereka, dan Fir’aun beserta kaumnya dikepung oleh azab
yang Amat buruk”. (Ghafir:44-45)
Allah Akbar dan segala puji hanya milik AllahCairo, 15 Muharram 1434 H/ 29 Nopember 2012
Posting Komentar
Terima kasih telah membaca, mudah-mudahan apa yang anda baca ada manfaatnya. Dengan senang hati, jika anda berkomentar pada tempat yang disediakan dengan bahasa yang santun..