Terompet |
Satu tahun lagi akan lewat. Tahun yang sarat dengan cerita dan
pengalaman itu akan segera berlalu di hadapan kita, dan pada gilirannya
tahun baru yang sarat dengan asa dan harapan pun akan kita jelang.
Seluruh dunia akan menselebrasikan event besar tahunan ini, sesuai
dengan zona waktu yang berlaku di masing-masing belahan bumi. Pesta,
gemuruh sorak sorai, suara terompet akan meriuh rendah, dan semarak
kembang api akan meletup dan melingkupi bumi ini. Luar biasa.
Sebenarnya, berlalunya satu tahun lagi dalam hitungan kalender, bisa
saja membawa makna yang berbeda bagi setiap kita. Bagi yang optimis,
tahun baru akan berarti hidupnya sudah bertambah satu tahun lagi. Bagi
yang pesimis, tahun baru akan berarti hidupnya sudah berkurang satu
tahun lagi. Juga bisa berarti di sini, ada tambahan setahun lagi bagi
yang masih subur, dan ada pengurangan setahun lagi bagi yang sudah uzur.
Itulah hidup. Hidup ini terus berjalan dan mengalir, hari terus
berganti, bulan tak hentinya berlalu, dan tahun terus bertambah pada
waktunya tanpa pernah terlambat. Ada saatnya yang tua akan minggir untuk
memberi tempat pada yang muda. Begitulah siklus hidup ini berjalan.
Tampak bahwa hidup ini bisa bermakna siklikal sekaligus linier.
Mengacu pada pemikir kuno Yunani, Parmenides, hidup ini siklikal.
Menurut dia, tidak ada yang baru di bawah kolong langit. Segala sesuatu
yang ada itu tetap ada. Yang ada itu ada dan yang tidak ada memang tak
pernah ada. Jadi yang ada tidak bisa muncul dari ketiadaan, begitu juga
sebaliknya. Ini berarti bahwa yang ada hanyalah daur ulang dari semua
zat yang sudah ada. Sementara pemikir kuno lainnya Heraclitus
berpendapat bahwa hidup kita berjalan seiring dengan perubahan waktu.
Maka segala sesuatu itu selalu baru. Pantha rei kai uden menei.
Segala sesuatu itu berubah dan mengalir seperti sungai. Segala sesuatu
itu baru dan tidak ada yang tinggal tetap. Di sini tampak bahwa hidup
dilihat sebagai satu proses yang berjalan secara linier, senantiasa ada
hal baru dan serbaneka kejutan.
Menghadapi hidup yang siklikal gaya Parmenides, orang cenderung
mengarahkan pandangan ke masa lalu. Bagi mereka, tahun baru adalah saat
untuk menengok ke belakang. Maka aroma haru dan heroik menjadi cirinya.
Tahun baru adalah saat untuk mengapresiasi tahun lama. Selebrasi tahun
baru adalah selebrasi “syukur” yang penuh keharuan nostalgik, saat orang
melihat seluruh perjuangan heroiknya terpampang di benaknya ketika
merebut “kesuksesan hidup” yang sudah dilintasinya (yang bisa berarti hidup yang sukses, bisa juga berarti sekadar sukses untuk hidup).
Melihat masa lampau secara haru dan heroik juga bisa berbeda. Rasa
haru itu bisa juga bersifat heroik tetapi bisa juga konsumeristik. Teman
saya yang karirnya melorot, selalu bercerita bangga bahwa dulu karirnya
hebat, dia menjadi eksekutif pada sebuah bank ternama, tetapi kemudian
harus mengelola ekspedisi dan hidup melarat. Sementara isterinya
bercerita penuh haru bahwa dulu mereka kaya, punya ini punya itu,
tinggal di rumah mewah di kompleks yang keren, setiap hari bisa shoping
dan pergi ke salon. Sekarang…. harus pindah ke daerah pinggiran dan
tinggal di rumah kontrakan. Tentu saja yang heroik lebih bermakna dari
yang sekadar konsumeristik.
Sementara itu, gaya hidup linier model Heraclitus membuat orang lebih
mengarahkan pandangan ke masa depan. Ada kecenderungan untuk melihat
masa depan sebagai sesuatu yang baru. Ada kecenderungan untuk tidak
terdeterminasi oleh masa lampau. Hidup ini hanya sekali dan akan lewat,
maka manfaatkan waktu yang ada, carpe diem, tatap ke depan,
karena yang lama sudah lewat. Gaya ini lebih melihat tahun baru sebagai
peluang yang harus direbut dan dimanfaatkan. Maka yang lama harus
ditinggalkan dan yang baru harus diraih dan direnggut.
Tahun Baruan di Sydnia Australia |
Melihat kenyataan ini maka dalam menghadapi sesuatu yang baru, kaca
mata Parmenides dan Heraclitus kiranya perlu dimanfaatkan sebagai dua
pandangan yang lebih bersifat komplementer daripada substitusional.
Mengandalkan gaya Heraclitus saja, bisa membuat orang selalu
menginginkan segala sesuatu yang serba baru. Karir baru, rumah baru,
mobil baru, dan mungkin pasangan hidup yang baru. Mengandalkan gaya
Parmenides saja, orang akan hidup dalam siklus yang membosankan tanpa
gairah dan dinamika. Hanya bernostalgia tentang yang lama untuk
menghadapi masa depan yang tidak baru, akan sangat membosankan, dan
miskin warna warni. Maka kedua gaya ini perlu dikembangkan secara
komplementer untuk menghindarkan kita dari menjadi kutu loncat yang
kelincahan atau menjadi kura-kura yang kelemotan.
Suami atau isteri yang terlalu heraclitusan, misalnya, seperti maunya
baru terus. Mudah bosan dengan yang lama. Suami atau isteri yang
parmenidesan cenderung melempem dan tidak dinamis. Tetapi suami atau
isteri paduan heraclitusan dan parmenidesan tidak hanya akan mengarahkan
pandangan pada sesuatu yang baru saja melainkan juga mampu melihat yang
lama sebagai hal baru. Melihat suami atau isteri yang lama sebagai
baru, punya makna dan keindahan tersendiri. Mencintai secara baru
pasangan yang lama itu adalah satu pengalaman pantha rei yang tak kalah
mengagumkan. Melihat keriput di wajah pasangan dan uban di kepalanya
dengan kaca mata Parmenides, akan mengalirkan narasi panjang tentang
lika liku perjuangan hidup bersama yang heroik mengharukan, dan
mengukuhkan. Dan dari kaca mata Heraclitus keriput dan uban itu
benar-benar hal baru yang tidak ditemukan pada “daun-daun muda”. Melihat
karir yang sama sebagai baru akan membuat orang lebih semangat bekerja.
Apa lagi, soal baru atau lama pun sebenarnya adalah soal persepsi.
Bukankah mobil baru sebenarnya terbuat dari bahan-bahan yang tidak baru?
Bukankah logam, besi, atau baja untuk membuat mobil adalah bahan yang
sudah lama ada dalam perut bumi?
Maka dalam paduan konsep Parmenides dan Heraclitus, saya mengucapkan
Selamat Tahun Baru yang linier dalam siklus yang lama. Selamat menyambut
semua yang baru dan selamat memandang dan memperbaharui semua yang
lama. Semoga segala sesuatu nantinya menjadi lebih baik, lebih sukses,
lebih kokoh, lebih teguh, lebih menenangkan, lebih damai, lebih mantap
dan lebih bahagia.
Posting Komentar
Terima kasih telah membaca, mudah-mudahan apa yang anda baca ada manfaatnya. Dengan senang hati, jika anda berkomentar pada tempat yang disediakan dengan bahasa yang santun..