Semua orang berbohong. Saya pernah memberitahu suami saya,
dengan tatapan penuh kejujuran, bahwa tidak, saya tidak mendapat smsnya
yang meminta saya mengerjakan sesuatu untuknya. Dan dia juga pernah
memberitahu saya bahwa tentu saja celana jeans saya tidak membuat saya
terlihat gemuk.
Dari orang yang paling taqwa sampai orang yang paling bejat, kita semua berbohong. Bahkan StatisticBrain.com
mengatakan bahwa 60 persen orang-orang berbohong setidaknya sekali
dalam percakapan 10 menit. Kita berbohong untuk menyelamatkan diri,
untuk menghindari konfrontasi, untuk mendapatkan apa yang kita inginkan,
dan terkadang hanya untuk bersikap baik.
Jadi, tidak mengagetkan jika anak-anak kita juga berbohong. Lagi pula, mereka belajar itu dari kita.
Tentu
saja, itu tidak berarti berbohong dapat diterima. Sebagai orang tua,
kita ingin mengajarkan anak-anak kita untuk menjadi jujur. Bagaimana
kita dapat melakukannya padahal berbohong tampak tidak dapat
dihindarkan?
Hal pertama yang harus dilakukan adalah memperhatikan
diri sendiri. Perhatikan ketika Anda tergoda untuk berbohong.
Berusahalah untuk menemukan keberanian moral untuk menjadi lebih jujur.
Jika Anda kedapatan berbohong di depan anak Anda, minta maaf. Biarkan
dia tahu mengapa Anda berbohong, dan beritahu dia bahwa itu adalah
sesuatu yang sedang Anda berusaha untuk hilangkan.
Selanjutnya, memahami mengapa anak Anda berbohong dapat membantu Anda tahu cara menanganinya. Ada beberapa jenis berbohong.
Si pengkhayal
Si pengkhayal punya imajinasi nyata
dan punya bakat untuk menjadi pendongeng hebat. Dia terkadang berpikir
ceritanya akan menjadi sedikit lebih baik jika dia membuatnya
seolah-olah nyata.
Tentu saja, Anda tidak ingin mematikan
imajinasinya. Jadilah antusias tentang cerita-ceritanya, dan berikan
pujian kepadanya atas imajinasinya dan kemampuan mendongengnya yang luar
biasa. Dengan lembut beritahu dia bahwa Anda tahu ada yang dia
lebih-lebihkan, dan itu tidak apa-apa. Biarkan dia tahu bahwa dia punya
bakat hebat dalam menceritakan “cerita imajinasi” dan doronglah dia
untuk terus berbagi dengan Anda. Dia mungkin akan merasa agak malu
karena kedapatan berbohong, tetapi jangan mempermalukannya.
Si penghindar
Si penghindar benci konfrontasi –
terutama jika itu berarti dia mungkin akan kena masalah. Anak-anak akan
sering berbohong untuk menghindari hukuman. Meskipun itu hal yang
normal, kita ingin anak-anak kita mampu bertanggung jawab atas tindakan
mereka.
Perhatikan metode pengasuhan Anda. Apakah Anda sangat
bergantung pada hukuman fisik atau berteriak untuk memberitahu anak-anak
bahwa Anda sedang marah? Jika anak-anak benar-benar takut pada Anda,
maka akan sulit bagi mereka untuk mengatasi kebohongan seperti ini.
Namun, jika Anda lebih berfokus pada disiplin berbasis konsekuensi,
maka Anda dapat mengajarkan anak-anak bahwa mereka mampu mengatasi
konsekuensi dari perilaku mereka. Berikan anak Anda konsekuensi atas
kesalahannya, dan konsekuensi lain atas kebohongannya.
Si tak mau kalah
Anda tahu siapa dia. Setiap kali ada yang punya cerita bagus, dia harus punya cerita yang lebih baik.
Ketika
suami saya masih remaja, dia punya teman yang selalu harus mengalahkan
cerita orang lain. Suatu hari, suami saya memberitahu teman-temannya,
“Perhatikan, saya akan bercerita tentang pengalaman memancing yang lucu,
dan dia akan berkata ‘Oh ya? Itu belum apa-apa.’” Tentu saja, setelah
suami saya mengakhiri ceritanya, temannya berkata, seolah-olah sesuai
dengan aba-aba, “Oh ya? Itu belum apa-apa.” Dia tidak tahu mengapa semua
temannya menertawakannya.
Melebih-lebihkan cerita untuk
mengesankan teman-teman biasanya tidak berakhir baik. Tidak hanya itu
tidak jujur, tetapi itu dapat membuat anak Anda semakin tidak disukai.
Untuk
membantu anak Anda mengatasi kebohongan seperti ini, bangunlah rasa
percaya dirinya dengan berfokus pada hal-hal yang dapat dia lakukan
dengan baik. Pastikan untuk tidak membanding-bandingkannya dengan orang
lain. Ajarkan dia untuk berbahagia atas prestasi orang lain. Tunjukkan
kepadanya bahwa tidak apa-apa jika ada teman yang lebih baik daripada
dia dalam beberapa hal karena dia akan menjadi lebih baik daripada
teman-temannya dalam hal-hal lain.
Si tukang pura-pura
Si tukang pura-pura adalah
ahli dalam berpura-pura sakit perut atau flu. Gejalanya biasanya timbul
sesaat sebelum ujian sekolah atau peristiwa besar lainnya yang
membuatnya takut.
Pertama, cari tahu apakah ada alasan nyata untuk
rasa takutnya. Apakah dia merasa terintimidasi? Anda mungkin perlu
bertemu dengan gurunya untuk membahas cara-cara menghentikan intimidasi
dan membantu anak Anda membela dirinya sendiri. Anda juga dapat meminta
bantuan dari teman-teman anak Anda.
Jika anak Anda tidak dalam
bahaya nyata, ajarkan dia untuk mengatasi rasa takutnya. Berikan dia
kesempatan untuk membangun rasa percaya diri dan mandiri di rumah.
Berfokuslah pada hal-hal positif dari peristiwa yang dia takuti.
Ingatkan dia tentang keberhasilannya di masa lalu ketika mengatasi rasa
takut, dan betapa bangganya dia ketika dia mencapai keberhasilan itu.
Biarkan dia tahu bahwa Anda percaya padanya dan akan selalu ada
untuknya.
Perhatikan juga diri dan perasaan Anda sendiri. Jika
Anda mengkhawatirkan anak Anda, Anda mungkin secara tidak sadar
menyampaikan kecemasan itu kepadanya. Anak Anda lebih kuat dan lebih
tangguh daripada yang Anda pikirkan.
Si pemuas
Si pemuas ingin membuat semua orang bahagia dan tidak ingin mengecewakan Anda.
Ketika
membesarkan seorang pemuas, hindari menyebutnya “baik” atau “buruk”
berdasarkan perilakunya. Biarkan anak Anda membuat kesalahan. Beritahu
dia bahwa semua orang melakukan kesalahan, dan itu adalah cara penting
untuk belajar. Biarkan dia tahu bahwa Anda akan selalu mengasihinya
tanpa syarat, dan bantulah dia belajar dari kesalahannya.
Jadi,
mungkin kita semua berbohong. Tetapi saya ingin berpikir bahwa kita
semua sedang berusaha mengatasinya. Memahami anak Anda dan alasan
mengapa dia berbohong akan membantu Anda mengatasinya bersama-sama.
Terima kasih telah membaca, mudah-mudahan apa yang anda baca ada manfaatnya. Dengan senang hati, jika anda berkomentar pada tempat yang disediakan dengan bahasa yang santun..
Posting Komentar
Terima kasih telah membaca, mudah-mudahan apa yang anda baca ada manfaatnya. Dengan senang hati, jika anda berkomentar pada tempat yang disediakan dengan bahasa yang santun..
Posting Komentar
Terima kasih telah membaca, mudah-mudahan apa yang anda baca ada manfaatnya. Dengan senang hati, jika anda berkomentar pada tempat yang disediakan dengan bahasa yang santun..