NAMA-NAMA HARI KIAMAT (2)
» هَٰذَا
يَوْمُ الْفَصْلِ الَّذِي كُنْتُمْ بِهِ
تُكَذِّبُونَ«
“Inilah
hari keputusan (hari kiamat) yang kamu selalu mendustakannya.” (QS.
Ash-Shaffat: 25).
Saudaraku,
Sesibuk apa pun kita. Sepadat apa
pun jadwal kegiatan kita. Seramai apa pun aktifitas di waktu dan hari-hari
kita. Jangan lupa, kita sempatkan untuk mendalami persoalan akidah dan prinsip
dasar keyakinan kita. Terlebih persoalan yang terkait dengan masa depan kita di
sana. Di akherat sana.
Edisi tulisan ini, melanjutkan
kajian pekan lalu terntang nama-nama hari kiamat dan makna yang tersirat di
dalamnya. Mudah-mudahan Allah Ta’ala memudahkan kita untuk mengunyah dan
memahaminya.
Keenam, al-qari’ah (hari yang
mengetukl mendobrak hati manusia dengan kedahsyatannya).
“Kaum
Tsamud dan ‘Ad telah mendustakan al-qari’ah (hari kiamat.” (QS. Al-Haqqah: 4).
Allah Ta’ala menyebut hari kiamat
dengan nama ‘al-qari’ah’ terdapat dalam surat al-Haqqah ayat 4, dan bahkan ada
salah satu surat dalam al-Qur’an yang dinamakan dengan surat al-Qari’ah; urutan
surat yang ke 101 dan diturunkan setelah surat Quraisy.
Al-Qari'ah secara literis berarti
mengetuk, memukul, menggedor, dan menjerit keras. Allah Ta’ala menamakan hari
kiamat dengan al-qari’ah, karena pada hari itu manusia bergoncang ngeri
disebabkan qari’ah (ketukan/gebrakan yang memekakkan telinga dan hati).
Al-Qari’ah merupakan isim fa’il
(subjek) dari fi’il (kata kerja) qara’a yang bermakna mengetuk dengan keras
atau menggedor, sebagaimana mengetuk atau menggedor pintu atau yang lainnya.
Al-Qurthubi dalam karyanya
‘al-tadzkirah’ berkata, “dinamakan dengan al-Qari’ah karena ia mengetuk hati
manusia dengan kedahsyatannya.” Dikatakan mereka telah ditimpa malapetaka masa,
yakni disapa kesulitan dan kedahsyatannya.
Al-Khansa berkata, “ungkapan
masyarakat Arab ‘masa telah menggigit dan memotongku. Masa menyakitiku dengan
memukul dan memegangku’. Maksudnya adalah bahwa masa telah menyakitinya dengan
musibah-musibah kecil dan bencana yang besar.”
Ketujuh, yaum al-fashl (hari
keputusan).
“Inilah
hari keputusan yang selalu kamu mendustakannya.” (QS. Ash-Shaffat: 21).
Dinamakan hari kiamat dengan
‘yaum al-fashl’ hari keputusan, karena pada hari kiamat Allah Ta’ala memutuskan
perkara-perkara (balasan dan siksa di akherat) yang diperselisihkan dan yang
dipersengketakan di antara hamba-hamba-Nya.
Hari kiamat dinamakan dengan yaum
al-fashl, terdapat dalam surat ash-Shaffat ayat 21, as-Sajdah ayat 25,
ad-Dukhan ayat 40, al-Mursalat ayat 38 dan an-Naba’ ayat 17.
Al-Qurthubi menyatakan, “Semua
makhluk berjalan menuju keputusan Allah Ta’ala, dan akhirnya mereka akan sampai
ke negeri ketetapan; surga atau neraka-Nya.
Pada hari keputusan itu,
masing-masing pribadi bertanggung jawab atas dirinya sendiri. Tiada yang mampu
memberikan pembelaan, pertolongan dan manfaat kepada yang lain. Walau pun ia
adalah karib kerabatnya yang terdekat.
Baik karib karena hubungan kerabat, atau karib disebabkan persahabatan
yang dekat.
Ke-karib-an dan kedekatan di
dunia berakhir dengan kematian atau saat berakhirnya dunia. Dan setelah itu
bisa jadi seorang hamba di akherat sana justru menjadi musuh bagi yang lain.
Karena kekerabatan dan kedekatannya di dunia tidak berpondasikan takwa dan
tidak dikat dengan keimanan. “Teman-teman akrab pada hari itu sebagiannya
menjadi musuh bagi sebagian yang lain kecuali orang-orang yang bertakwa.” (QS.
Az-Zukhruf: 67).
Teman-teman akrab dalam perkara
maksiat dan perbuatan dosa di dunia, pada hari kiamat sebagian mereka menjadi
musuh bagi sebagian yang lain, kecuali orang-orang yang saling kasih mengasihi
dalam keta’atan kepada Allah. Mereka itulah orang-orang yang benar-benar
berteman, yang dikatakan sebagai orang yang bertakwa itu.” (Tafsir
al-Jalalain).
Teramat indah ungkapan Quraisy
Syihab dalam tafsirnya ‘al-Misbah’ mengomentari ayat di atas, “Pertemanan yang
disatukan oleh kebathilan di dunia, maka pada hari kiamat yang datangnya
tiba-tiba itu akan saling bermusuhan. Semua hubungan cinta kasih akan terputus
kecuali cinta kasih orang-orang yang berada di dunia takut kepada siksa Allah
dan bersatu dalam mentaati perintah Allah.”
Kedelapan, yaum al-dien (hari
pembalasan).
“Tahukah
kamu apakah hari pembalasan itu? Sekali lagi, tahukah kamu apakah hari
pembalasan itu? (yaitu) hari (ketika) seseorang tidak berdaya sedikit pun untuk
menolong orang lain. Dan segala urusan pada hari itu dalam kekuasaan Allah.”
(QS. Al-Infithar: 17-19).
Al-dien dalam bahasa Arab berarti
balasan dan perhitungan.
Dikatakan dalam syair, pada suatu
saat nanti hari panenmu adalah apa yang telah kamu tanam. Hanya saja seorang
pemuda suatu hari nanti dibalas sesuai dengan apa yang ia perbuat.
Hari kiamat dinamakan dengan yaum
ad-dien, hari pembalasan karena pada saat itu Allah Ta’ala membalas para hamba
dan memperhitungkan amal perbuatan mereka yang telah diperbuatnya di dunia.
Allah Ta’ala memberikan balasan
dengan seadil-adilnya tanpa ada seorang pun yang terzalimi di sisi-Nya pada
hari itu. Tiada yang merasa tekurangi amal shalihnya. Sebagaimana tidak ada
seorang pun yang merasa dosa dan kesalahannya ditambah oleh-Nya.
Kesembilan, ash-Shakhkhah (suara
yang memekakan telinga).
“Dan
apabila datang suara yang memekakkan telinga (tiupan sangkakala kedua).” (QS.
‘Abasa: 33).
Al-Qurthuti menyebut bahwa
ash-shakhkhah adalah tiupan sangkakala yang pertama, sedangkan ath-Thaammah
adalah tiupan sangkakala kedua.
Ibn al-Arabi berkata,
“ash-Shakhkhah adalah suara keras menggelegar yang menyebabkan tuli dan gemuruh
hari kiamat adalah memekakkan.
Ibnu Katsir mengutip perkataan
al-Baghawi, “ash-Shakhkhah, adalah teriakan keras pada hari kiamat. Dinamakan demikian karena
ia memekakkan pendengaran yakni kedahsyatan yang sangat keras sehingga hamper-hampir
menulikannya.”
Suara petir yang menggelegar
keras sebelum atau mengiringi limpahan hujan yang deras, terkadang membuat
manusia ketakutan dan menjerit, maka bagaimana keadaan manusia pada saat Allah
hadirkan ash-shakhkhah pada saat itu?.
Seseorang tidak lagi
memperdulikan saudara kandungnya. Tidak mengenali orang tua; ayah dan ibunya.
Lupa dengan istri dan anak-anaknya. Apatah lagi orang lain. Itulah keadaan yang
Allah gambarkan pada ayat-ayat terakhir dari surat ‘Abasa, saat terjadinya hari
kiamat yang disifati dengan ash-skhkhah. Allahul musta’an.
Kesepuluh, ath-thammah al-kubra
(malapetaka yang besar).
“Maka
apabila malapetaka yang besar (hari kiamat) telah datang.” (QS. An-Nazi’at:
34).
Al-Qurthubi berkata, “ath-Thammah
secara etimologi berarti sesuatu yang mengalahkan berasal dari ungkapan “thamma
al-sya’u idza ‘ala wa ghalaba” dikatakan thamma al-sya’u bila ia meninggi dan
mengalahkan. Dan karena kejadian hari kiamat mengalahkan segala sesuatu maka ia
menjadi sebuah hakikat yang pasti.
Hasan al-Basri berkata,
“ath-thammah adalah tiupan sangkakala kedua”. Ada yang mengatakan, “hal itu
terjadi saat penghuni neraka digiring masuk ke dalam neraka.”
Ketibaan ath-thammah al-kubra,
menyebabkan setiap orang pada saat itu teringat dengan rekam jejaknya di dunia.
Semua perbuatan yang telah dilakukannya di dunia seperti diputar ulang dalam
rekaman otaknya.
Pada hari itu, semua orang
menyesali dirinya sendiri. Tiada ruang untuk menyalahkan orang lain. Sementara
bola mata mereka menyaksikan pemandangan dahsyat yang belum pernah dilihatnya
di dunia. Yakni api neraka yang menyala-nyala di depan mata. Allahumma
sallimna. Aamien.
Saudaraku,
Tabiat manusia, takut dan
khawatir terhadap peristiwa besar dan malapetaka yang dahsyat. Tidak jarang
seseorang pingsan dan tidak sadarkan diri setelah menyaksikan kecelakaan
kendaraan beruntun. Teriakan histeris terdengar dengan lantangnya saat melihat
bencana alam besar di pelupuk mata dan yang senada dengan itu.
Namun saudaraku, hal itu semua
terhitung ringan dan kecil dibandingkan dengan huru hara dan malapetaka hari
kiamat. Sudahkah kita termasuk orang yang bijak dan arif dalam menempatkan dan
membawa diri kita?. Apa yang sudah kita siapkan untuk menyambut kedatangan hari
kiamat?. Hari penentu masa depan kita setelahnya. Wallahu a’lam bishawab.
Metro, 02 Juli 2020
Fir’adi Abu Ja’far
Posting Komentar
Terima kasih telah membaca, mudah-mudahan apa yang anda baca ada manfaatnya. Dengan senang hati, jika anda berkomentar pada tempat yang disediakan dengan bahasa yang santun..